Kamis, 02 April 2009

LINGKARAN PASCA PEMILU 2009

. Kamis, 02 April 2009

Perebutan kursi parlemen dalam pemilu 2009 telah memberikan pencerahan yang cukup berarti dalam percaturan demokrasi di Indonesia. Setidaknya pembelajaran pendidikan politik telah menempatkan warganegara Indonesia untuk menjalankan demokrasi dengan baik pasca orde baru. Sebagian berpandangan bahwa selama kurun waktu yang lalu telah terjebak dalam politik yang katanya “tidak demokratis”, susah untuk mengeluarkan pendapat, tentunya berbeda dengan sekarang, itulah pendapat sebagian masyarakat terhadap pendidikan politik jika dilihat dari kurun waktu pemerintahan yang cukup lama berkuasa.
Terlepas dari apa yang telah dijalankan oleh masyarakat Indonesia dalam beremokrasi, apresiasi Negara adidaya terhadap Indonesia, cukup membanggakan dalam penilaian demokrasi sekarang ini, dengan masyarakat pluralism, demokrasi tercipta dengan baik, tentunya senyuman dan kegembiraan muncul dari kita, namun perlu penelusuran lebihlanjut atas kebenaran hal tersebut, jangan sampai terjebak dalam ucapan Negara lain yang menginginkan sesuatu yang tersembunyi di Negara kita ini.
Pemilu yang dilaksanakan tahun 2009 ini adalah pemilu yang cukup menyita waktu dan biaya yang cukup tinggi. Pendidikan politik dengan suara terbanyak, jumlah partai yang begitu banyak, jumlah caleg yang sungguh dahsyat dalam sejarah pemilu di Indonesia, telah menempakan/mendidik para stakeholder demokrasi dalam bingkai kejujuran dan keadilan, kejujuran dalam berdemokrasi tentunya merupakan syarat utama agar demokrasi berjalan dengan baik dan benar.
Aturan pemilu yang dilakukan saat ini telah mengalami perubahan yang luar biasa seperti coblos menjadi contreng. Berbagai pendapat dalam mengevaluasi perubahan ini, ada yang bersikap antipati, ada sebagian bersikap optimis. Tentunya sosialisasi yang dilakukan baik oleh pemilik otoritas mapun masyarakat pengguna pemilu (caleg) sangat menentukan. Terlihat beberapa waktu lalu, ujicoba yang dilakukan dibeberapa daerah di pulau jawa khususnya mendekati masyarakat pedesaan, cukup mengagetkan, karena kurangnya pemahaman masyarakat yang sedikit lagi akan dilakukan pencontrengan, malah masih berpikir pencoblosan.
Disisi lain, setelah ujicoba pencontrengan, malah banyak yang tidak mampu melaksanakannya. Ini sebagian fenomena yang menghantui pencontrengan. Memang kita harus menyadari, pendidikan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menggembirakan, masih banyaknya mereka yang melek aksara, sudah banyaknya mereka yang sudah tak begitu baik dalam penglihatan semakin menambah daftar panjang kelompok yang antipati terhadap pemilu 2009.
Masih adanya surat yang rusak dibeberapa daerah telah menyulutkan pemilik otoritas pemilu di daerah mulai khawatir, karena distribusi yang memakan waktu cukup lama akan menimbulkan kerawanan dalam pelaksanaan, belum lagi jika surat suara yang diterima akan terjadi kesalahan kembali, padahal waktunya sudah dekat, tentunya akan menjadikan pemilu sekarang semakin kurang bermakna.
Sederetan permasalahan yang melingkupi pemilik otoritas pemilu ini telah berjalan sejak awal akan diadakannya pesta demokrasi hingga saat ini, tentunya imbas pasca pemilu pun semakin menambah daftar permasalahan sejaka awal seperti kertas suara, pendaftaran peserta pemilu, pihak rekanan yang berbuat curang serta perebutan kursi RI 1 yang semakin panas, tentunya akan salahsatu list yang menunggu pasca pemilu.
Para caleg yang telah menghabiskan dana cukup besar dalam melakukan kampanye, banyaknya nanti suara yang tidak memihak pada dirinya dan memihak pada orang lain tentunya semakin pelik. Para caleg yang tidak terpilih dan partai yang sedikit mengalami kekalahan akan menghadapi justice untuk mencari keadilan. Pasca pemilu waiting list persoalan akan muncul, gugatan-gugatan akan ketidakpuasan hasil pemilu 2009 bisa saja terjadi apabila kita lihat persoalan sebagaimana uraian diatas.
Munculnya pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang melakukan survey pun akan berpengaruh dalam menghadapi pascapemilu, kita bisa melihat saat ini, survey terhadap RI 1 untuk periode 2009 – 2014 berbeda hasilnya dari satu lembaga dengan lembaga lainnya, akhirnya lembaga survey mana yang lebih eksis dan kredibiltasnya bisa dipertanggungjawabkan. Pemilik otoritas pemilu Demikian juga survey terhadap partai politik. masyarakat Indonesia seakan sedang goyang dengan kapal yang menaunginya, semakin banyaknya gelombang yang tidak menentu semakin memperburuk keadaan kapal. Masyarakat jenuh!. Ini sangat membahayakan dalam proses berdemokrasi.

UJIAN KEMAMPUAN MENGATASI ?
Pemilik otoritas pemilu selalu berupaya dan menyebarkan berita bahwa semuanya bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, itulah sederatan upaya untuk meredam persoalan yang sedang bergejolak, walaupun kita ketahui kemampuan manusia ada koridor-koridor yang tidak bisa ditembus. Kita juga akan melihat MK (penjaga gawang hukum) akan kebanjiran perkara, berapa banyak perkara seluruh Indonesia akan masuk kemeraka, bisakah dengan waktu yang cukup singkat bisa diselesaikan? Kita lihat saja nanti.
Kritikan dan saran dari pihak reeder (diluar pemilik otoritas pemilu) bagi author (pemilik otoritas pemilu) sebenarnya sudah banyak sekali agar mempersiapkan diri, sehingga lembaga pemilik otoritas pemilu tersebut tidak salah dalam mengambil keputusan pasca pemilu, namun pihak reeder hanya dianggap sebagai orang yang mencari sensasi, para pengamat politik atau pemerhati politik hanya pandai berteori tak pandai dalam praktek. Kebesaran hati pihak author sangat dibutuhkan dalam mencapai pemilu yang demokratis dengan kapal kejujuran ini. Pihak pemilik otoritas pemilu tentunya tidak bisa menutup telinga dan hati untuk mendengarkan kritikan para reeder ini. Karena pemilik otoritas bukanlah Tuhan, bisa menyelesaikan masalah dengan kata “gampang dan mudah”.
CERDAS PEMILU DAN PERGERAKAN EKONOMI
Sebagaimana uraian diatas, kita melihat betapa idol politik telah menghabiskan dana untuk menuju kursi parlemen, segala macam trik dan siasat dilakukan, apakah bisa memikat hati pemilih? Atau malah masyarakat bosan dengan trik dan siasat tersebut?wait and see….masyarakat telah cerdas?belum tentu, karena kondisi saat ini juga ikut menghantarkan money politic dan janji yang begitu cerdas diucapkan namun belum tentu pintar untuk dilaksanakan…?kalangan intelektual (reeder) telah melihat kondisi ini dengan baik, maka komentarpun cukup membuat repot pihak otoritas pemilu.
Lingkaran pasca pemilu tentu sudah menanti, bagi lawyer, merupakan masa panen mereka, saat ini panen masih didominasi oleh para pemilik percetakan, inilah sebuah realitas, pesta demokrasi memberikan dampak ekonomi bagi kalangan tertentu, baik sebelum dan sesudahnya. Namun dampak ini tetap ada, baik dampak positif maupun negatif, seberapa besar dampak tersebut tentu akan menjadi proses dalam pendidikan demokrasi. Bagi yang menang akan menjadi pesta yang panjang selama 5 tahun kedepan, bagi yang kalah pihak rumahsakit telah menyiapkan tempat berupa kelas-kelas pemulihan, tergantung beratnya masalah yang dihadapi, bagi yang memiliki dana lebih bisa menempati ruang suite president, bagi yang sudah terkuras, cukup kelas ekonomi saja. Siap menang siap kalah?

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Feed Ruri Andari

KOMPAS.com - Nasional

Mengenai Saya

Foto saya
Candidat Doktor,Dosen di Babel, Konsultan Pendidikan, Widiaishwara Badan Diklat Babel,tinggal di Pangkalpinang babel lahir di Pangkalbuluh Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Istri : Maria Susanti, S.Ag, anak 3 orang : Afdila Ilham Isma (lahir di Pekan Baru/Riau), Asyiqo Kalif Isma (lahir di Pangkalpinang, Alziro Qaysa Isma (lahir di Pangkalpinang)
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com