Senin, 02 Maret 2009

KONTES IDOL DI PENTAS POLITIK 2009

. Senin, 02 Maret 2009


Mendengar kata “idol”, kita diingatkan dengan acara reality show terbesar di Indonesia dalam ajang music. Acara yang merupakan adopsi dari Negara Paman Sam tersebut telah membuat demam seluruh Negara termasuk Indonesia. Acara yang sangat digandungi kalangan anak muda ini merambah dari perkotaan hingga pedesaan. Siapa sih yang gak kenal dengan pemenangnya, kalangan anak muda hafal betul siapa jagoannya, mulai dari keluarga hingga yang sangat pribadipun dapat diketahui public. Begitulah idol, katanya mencari bakat generasi muda dibidang music. Memang sih, banyak yang sukses melalui acara tersebut, bahkan dari generasi babel pun pernah memegang jabatan bergengsi dikalangan anak muda tersebut, walau memang yang bersangkutan hampir dikatakan lupa dengan “kampung halaman”. Mungkin karena asik dengan jabatan yang dipegangnya tersebut.
Fenomena Idol music ini dikomentari berbagai kalangan dari berbagai sisi, sebagian mengatakan betapa besar untung yang diperoleh dari bisnis SMS yang dipergunakan dengan diimingi hadiah, namanya juga anak muda sambil dukung jagoannya, semoga dapat untung. Tidak luput juga para orang yang sudah berumurpun ikut nimbrung karena hadiahnya. Maklum saja dimasa krisis apa saja bisa dilakukan sebagian orang agar mudah mencari untung. Jika kita kalkulasikan dengan angka, berapa juta orang setiap efisode ditayangkan sms yang masuk. Wah…jumlah yang cukup fantastis jika dikomentari dari sisi bisnisnya.
Sisi lain, bakat anak nageri yang terpendam dapat terangkat baik dari kalangan masyarakat modern hingga masyarakat yang bawah (belum mendapatkan informasi canggih), juga ada sebagian yang ingin merubah hidup.
Dalam perjalanan menuju idol, seorang calon idol mempromosikan dirinya melalui kemampuan menyanyi, dan fermomance diri lainnya. Melalui televisi, spanduk dan berbagai macam cara dilakukan, baik oleh pengelola maupun pendukung/supporter yang kadang sang calon idol tidak kenal sama sekali. Tapi itulah pola promosi idol, menampilkan kemampuan memperoleh perhatian, dan hebatnya lagi calon idol telah menampakkan diri akan kemampuannya, semuanya diserahkan kepada masyarakat pemilih, siapa yang pantas menjadi idol terbaik.
Bagi pemenang idol, kita masih bisa melihat mereka dengan karya-karyanya yang baru dan bagi pendukung, supporter masih bisa menikmati kemampuan sang idol dalam bernyanyi. Bagi yang belum beruntung menjadi idol, mereka menyampaikan selamat kepada sang idol, mereka juga masih berkarya terkadang karyanya lebh baik lagi dari sang idol. Itulah hal bijaksana dalam kontek idol dibidang music.
Jika kita melihat kondisi Indonesia saat ini,khususnya Kepulauan Bangka Belitung betapa maraknya idol-idol politik menuju kursi parlemen, sepanjang jalan, persimpangan, perempatan, pertigaan, kuburan, hutan-hutan, jembatan, tempat pemandian, kolong-kolong, bahkan menjaga pohon-pohon sepanjang hari, semuanya dihiasi calon idol politik 2009. Ada yang mengatakan sekarang gak usah takut jalan malam-malam karena banyak yang jaga. Begitulah komentar masyarakat berbagai macam terkait idol politik.
Promo idol politik terkadang disandingkan/berdekatan dengan iklan salahsatu promo telpon seluler yang notabene iklan tersebut bukan dibintangi oleh komunitas dari kalangan manusia, Bisa mengandung banyak makna. Itulah trik promo, dibeberapa daerah dipulau jawa, caleg bersandingan dengan salahsatu artis terkenal seperti Ahmad Dhani karena mau mengambil hati kalangan muda, ada juga yang unik didaerah jawa timur bersandingan dengan Macan dibelakangnya, entah apa maksudnya, apakah akan menangkap yang akan korupsi, namun belum ada yang berani berdampingan dengan para dukun, seperti “dukun Ponari dari Jombang”. Kan siapa tahu batu petirnya menyambar para pemilih langsung contreng calon idol politik atau jangan-jangan sang calon idol politik sudah kedukun namun tidak terekspose. Kan malu kalau ketahuan…….?
Demikian juga halnya dengan promo lainnya sepeti Bangka Belitung, dilakukan dengan berbagai cara, mulai calon idol dari kalangan muda hingga yang sudah bertahun-tahun terjun dikancah politik. Ada yang sudah lama gak pakai kopiah, sekarang pakai kopiah, sudah lama tidak ke masjid, sekarang sering mendatangi masjid, pengajian dan sebagainya yang berbau agama. Mulai dari gaya yang sangat jaim hingga yang koboi, begitulah cara mencari simpati, karena targetnya adalah kalangan mana yang hendak direbut suaranya.
Anak muda selalu mengagungkan bahwa mereka siap membangun negeri ini, demikian juga kalangan lama dalam politik, sama-sama membangun, kata kuncinya adalah “tidak korupsi”, ya itulah slogan. Apakah nanti terealisasi atau tidak yang penting semangat sudah ada untuk mengatakan “tidak korupsi”. pelaksanaanya belum tahu, karena kan belum masuk sistem, kalau sudah masuk sistem, nanti nampak pintunya masuk dimana dan pintunya keluar arah mana. Karena di legislative bukan suara individual namun fraksi, seperti yang pernah dilakukan Angelina Sondak yang tidak setuju dengan UU Pornografi, namun partai menyatakan setuju, akhirnya suara yang bersangkutan tenggelam.
Kontes pemilu 2009 ini memang unik, beberapa sisi diuntungkan, karena betapa peranserta para kontestan idol politik meramaikan balehonya diberbagai persimpangan, tim sukses yang meraup keuntungan dimasa krisis, lumayan sih…daripada kerja harian belum tentu dapat uang,lebihbaik jadi tim sukses dapet uang makan, artinya sudah membuka peluang kerja untuk sebagian orang, bagi para pemilik percetakan berapa keuntungan yang diperoleh, kalau dibayar calon idol, kalau sempat gak dibayar, wah berapa ruginya…?
Bagi pemenang idol di kontes politik 2009, ternyata dialah yang memang terpilih menjadi idol, artinya pilihan masyarakat kebanyakan melihat kemampuan idol tersebut dari berbagai segi. Tentunya yang akan dipikirkan bagaimana timnya yang sudah memenangkan sang idol, dilupakan, melupakan atau sengaja gak tahu lagi, tergantung janji yang pernah terucap kata yang pernah tersampaikan. Biasanya uphoria kemenangan akan selalu menghiasi hari-hari menjelang pelantikan, berbagai acarapun dibuat agar konstituen tetap percaya kepada sang idol. Mungkin uphoria tersebut hanya sesaat, selebihnya mungkin sang idol sudah sulit untuk ditemui karena alasan sibuk sebagai wakil rakyat, karena sebelum menjadi idol, sang calon sangat mudah ditemui bahkan sang calon idol yang mendatangi konstituen, setelah menjadi idol, tentunya bak selebritis, agenda pun sangat padat, undangan pelatihan dari Jakarta mengalir bak air bah, nomor telepon seluler yang tadinya mudah dihubungi semakin sulit karena sejak menjadi idol memiliki nomor ganda, nomor yang tidak terdata dalam HP sang idol tentunya tidak akan diangkat. Bisa jadi nomor lamapun dihilangkan.
Konstituen mulai dilupakan, apalagi pada saat kontituen membutuhkan dana dalam acara masyarakat, sang idol semakin sulit dicari, didatangi kerumah kata penjaganya sedang keluar kota, dikantor, maaf bapak sedang rapat, begitulah sang idol politik. Menjadi selebritis yang sulit dicari, kaca kendaraan ditutup rapat-rapat bahkan sulit untuk dilihat dari luar. namun lima tahun yang akan datang, apabila akan menjadi idol periode berikutnya, muncul lagi sang calon idol tersebut. Lagi-lagi sang calon idol mudah dicari dan mudah dihubungi. Begitulah seterusnya.
Bagi yang belum beruntung dalam kontes idol politik 2009, artinya bukanlah kekalahan mutlak, namun kemenangan yang tertunda, masih ada kesempatan periode berikutnya, dengan mempelajari kekalahan kita dari sisi mana, dan mempelajari kemenangan idol dari sisi mana saja. Menjadi orang yang menerima kekalahan dan menyambut bagi yang menang adalah hal yang sangat bijak dalam berdemokrasi, bukan membuat statemen negative bagi sang idol, dalam berdemokrasi manakala belum bisa menerima kenyataan artinya kita belum siap untuk berdemokrasi, seorang calon idol mesti memiliki hal bijak apabila ingin menjadi idol politik yang sejati. Karena kepentingan rakyat lebih diutamakan dibandingkan dengan kepentingan pribadi, begitulah slogan ketika menjadi “calon idol”. Tapi kenapa berubah ketika kita kalah….?
Gugatan dalam pasca pemilu dengan data yang kurang akurat sebenarnya menunjukkan kurangnya kedewasaan dalam berdemokrasi. Kepentingan pribadi lebih dimunculkan ketimbang kepentingan umum, dengan dalih “atas nama rakyat”. Mestinya kita melihat kondisi sekarang lebih kepada rakyat yang dimasa krisis seperti ini memerlukan wakil rakyatnya memikirkan mereka, jadilah idol politik yang bijaksana, siap menjadi idol politik 2009, siap juga menjadi penonton idol politik.
Itulah idol kontes music dan idol kontes politik. Semoga calon idol politik 2009 tidak menjadikan tulisan ini dilihat dari sisi negatifnya, namun lebih pada semoga hal-hal negatif sebagaimana uraian diatas dapat sebagai bahan pandangan manakala menjadi idol dan juga kalah dalam kontek idol politik. Semoga bermanfaat

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Feed Ruri Andari

KOMPAS.com - Nasional

Mengenai Saya

Foto saya
Candidat Doktor,Dosen di Babel, Konsultan Pendidikan, Widiaishwara Badan Diklat Babel,tinggal di Pangkalpinang babel lahir di Pangkalbuluh Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Istri : Maria Susanti, S.Ag, anak 3 orang : Afdila Ilham Isma (lahir di Pekan Baru/Riau), Asyiqo Kalif Isma (lahir di Pangkalpinang, Alziro Qaysa Isma (lahir di Pangkalpinang)
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com